WILUJENG SUMPING di PMR A_One SMPN 1 ARJAWINANGUN-CIREBON

SEBUAH PERSEMBAHAN DARI ANAK BANGSA UNTUK NEGERI ,PALANG MERAH REMAJA ( PMR ) adalah organisasi yang netral dan independent, yang Melakukan kegiatannya demi kemanusiaan, kesukarelaan, kenetralan, kesamaan, kemandirian, kesatuan, dan kesemestaan

Menu

Minggu, 20 Maret 2011

PELAYANAN SOSIAL DAN KESEHATAN MASYARAKAT


PELAYANAN SOSIAL DAN KESEHATAN MASYARAKAT
PENGERTIAN/DEFINISI
Pelayanan Sosial PMI
Bantuan PMI dalam bentuk pelayanan atau jasa kepada masyarakat yang memerlukan yang difokuskan pada upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat tersebut
dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya.
Pelayanan Kesehatan Masyarakat PMI
Bantuan PMI dalam bentuk jasa atau upaya-upaya lain untuk memperbaiki perilaku kesehatan masyarakat, mendukung kegiatan pelayanan kesehatan, pemberian pemulihan kesehatan, latihan dan pendidikan dasar untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara kesehatannya.

Kedua bentuk pelayanan ini sering disingkat dalam kamus PMI menjadi "Yansoskesmas".

TUJUAN PROGRAM

Memberi kontribusi dalam rangka pembangunan nasional dalam bidang kesejahteraan sosial dan kesehatan masyarakat sesuai kebutuhan dan kemampuan satuan masing-masing.

LINGKUP KEGIATAN
1.    Pembentukan Unit Yansoskesmas di tingkat Daerah dan Cabang
2.    Pelaksanaan kegiatan pelayanan social dan kesehatan masyarakat dalam kemasan kegiatan berbasis masyarakat (Community Baset First Aid/CBFA)
3.    Melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat langsung ditingkat cabang seperti membentuk dan mengelola P3K Jalan Raya, Balai Kesmas dan ambulans jalan raya.
4.    Melakukan kerjasama dengan Jasa Raharja dan Kepolisian untuk pembiayaan transportasi korban kecelakaan dari tempat kecelakaan ke Rumah Sakit.
5.    Pelayanan kepada kelompok lanjut usia (lansia) melalui pendekatan "perawatan keluarga".
6.    Rumah Sakit PMI dikelola secara swadana dalam memberikan pelayanan yang bermutu. Serta penataan ulang manajemen RS PMI Bogor, Poliklinik PMI, Balai Pengobatan PMI untuk meningkatkan kualitas pelayanan, termasuk di dalamnya untuk menjadikan RS, Poliklinik, dan Balai Pengobatan sebagai Unit Usaha.
PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KOMPONEN CBFA-Water Sanitation/Watsan

Sejak tahun 1999 PMI memusatkan perhatiannya pada kegiatan yang berbasis masyarakat, salah satu di antaranya adalah CBFA serta program air bersih dan sanitasi (watsan). PMI juga memusatkan perhatiannya pada tugas kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan kegiatan peningkatan kemandirian masyarakat.

PMI menerapkan program CBFA-Watsan di Bengkulu,Lampung, dan Tarakan (buka Rubrik Laporan Khusus) . Program tersebut bertujuan antara lain:
1.    Menurunnya angka kesakitan dari penyakit-penyakit yang ditularkan melalui air dan hewan dengan pengadaan fasilitas sumur air bersih, Mandi Cuci Kakus/MCK, kegiatan kebersihan rutin, pelatihan kader CBFA dan partisipasi masyarakat untuk menjaga fasilitas kebersihan.
2.    Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mendiagnosis secara dini dan memberikan pertolongan pertama pada penyakit dan kecelakaan dengan pelatihan kader CBFA, penyuluhan kesehatan dan pemeliharaan fasilitas air bersih dan MCK oleh masyarakat.
3.    Memantapkan sistem dukungan manajemen dan tatanan organisasi pada Kantor PMI Cabang dan Kantor PMI Daerah dengan adanya Tim Operasional Lapangan, asistensi dari kantor pusat PMI, adanya penanggungjawab program dan kehadiran tim pelatih PMI Cabang/daerah dalam pelatihan CBFA serta partisipasi kader CBFA yang ada. 

PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT BAGI REMAJA DAN WANITA
Program kesehatan masyarakat dilakukan dengan menggunakan pendekatan Pendidikan Remaja Sebaya/PRS (Youth Peer Education) dan Pendidikan Wanita Sebaya/PWS (Women Peer Education).

PENDIDIKAN REMAJA SEBAYA
PRS ini merupakan upaya PMI dalam memberdayakan remaja secara mandiri khususnya untuk peningkatan kesehatan dan kesejahteraan. PMI telah melatih Pelatih Inti, Fasilitator dan Peraya (Pelatih Remaja Sebaya) dan mewadahinya secara kelembagaan dan terintegrasi dalam program kegiatan PMI di semua jajaran. Kepada mereka diterapkan pendekatan "Pendidikan Ketrampilan Hidup" (Life Skill Education) yang berjenjang dan berkelanjutan, dengan harapan mereka dapat memainkan perannya sebagai agen perubahan yang membawa prilaku yang postif bagi remaja-remaja sebayanya.

Sesuai dengan lingkup tugas dan tanggungjawabnya, mereka mampu memotivasi remaja-remaja binaannya agar mampu memecahkan permasalahan kesehatan umum dan kesehatan reproduksi serta pencegahan diri terhadap Napza dan HIV/AIDS.

Materi PRS difokuskan pada upaya pengarahan agar remaja terampil dan mampu membuat keputusan yang baik atas perilaku dan masa depannya. Untuk itu mereka dibekali dengan meteri pendalaman anta lain:
+ Pengembangan potensi diri
+ Norma sosial dan prilaku berisiko
+ Kesehatan reproduksi
+ HIV/AIDS
+ Masalah kesehatan lainnya; penggunaan Napza dan pelaksanaan program PRS

Hingga kini PMI secara aktif telah mengembangkan program PRS di 33 Cabang di daerah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara Barat. Dan telah memiliki 369 Pelatih Inti, 1227 Fasilitator dan 9289 Pendidik Remaja Sebaya.




PENDIDIKAN WANITA SEBAYA (PWS)
Dengan pendekatan yang sama dengan PRS, program ini dikembangkan oleh PMI dengan tujuan mengembangkan ketrampilan hidup para wanita usia subur (25-35 tahun) melalui pengalihan informasi dan Pendidikan Ketrampilan Hidup di antara dan antar wanita sebaya.

Sistem pendidikannya berjenjang dari Pelatih Inti ke Fasilitator dan pengembangannya ke Peraya dan wanita-wanita sebaya di tingkat keluarga. Diharapkan para wanita ini dapat menolong dirinya sendiri dan wanita-wanita sebaya di lingkungannya terhadap permasalahan kesehatan reproduski dan pemberdayaan ketahanan keluarga dalam penanggulangan HIV/AIDS dan Napza.

Materinya berfokus pada :
+ Pemahaman Diri
+ Nilai-nilai perkawinan
+ Anak dan Keluarga
+ Reproduksi Sehat
+ HIV/AIDS
+ Masalah kesehatan wanita
+ Pelaksanaan Program PWS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar